Anti Sosial
Semua hal memiliki 2 sisi untuk di lihat dan di mengerti.
Anti social; kata kata ini terlihat negative atau kurang
baik, namun di situasi tertentu ini sangat membantu untuk dapat berdiri tegak
lagi, untuk pondasi diri yang lemah, anti social adalah perisai diri yang
terbaik.
You need nothing but your self.
Jadi kamu tidak membutuhkan orang lain untuk bisa
bersama-sama di satu tempat, ngobrol curhat yang kadang tidak diperlukan. Mengeluarkan
biaya ngobrol yang kadang lebih besar di banding manfaatnya.
Sejatinya ngumpul atau “hang out” bersama teman sama halnya dengan “ganja” hanya membuat kamu kecanduan tapi tidak bisa menyelesaikan masalah hidup.
Sepertinya saat ini saya di fase anti social, yang saya rasa ini menenangkan.
Tidak perlu sibuk mau kemana besok dengan teman, tidak perlu
cari topik pembicaraan, tidak perlu jadi psikolog dadakan karena harus menjadi
pendengar yang baik untuk teman yang sedang curhat.
Tidak perlu pusing apa yang harus di kenakan hari ini, kalau
harus keluar rumah.
Less cost but not less happy
Katanya “Bahagia itu kita yang buat” maka buat lah situasi Bahagia
dengan seminimal mungkin menggunakan asset yang ada…… hahaha jiwa minimalis nya
keluar.
Saat ini Bahagia saya adalah menyendiri diruangan kecil tempat yang biasa digunakan untuk WFH, sambil nonton drama korea, yang banyak memberikan kata kata baik. Melihat bagaimana kehidupan semesta dengan banyak karakter di rangkum dalam 16 jam saja.
Saya seperti menemukan terapi versi saya sendiri, drama korea ini membawa saya untuk mengeluarkan emosi jiwa yang ada tanpa harus berkata kata. Cukup ikuti alur cerita, saya bisa menangis bersama, tertawa bersama dengan drama yang saya tonton. Saya tidak butuh yang lainnya.
Pekerja rumah pun bisa di setting per episode, semua bisa diatur. Bahagia pun bisa di atur.
Ide untuk menulis pun bisa terisi setiap kali menonton drama
korea.
Ada banyak Genre, kalau bosan dengan drama romantic bisa
cari action, fiction, science dan banyak lagi.
Sama seperti membaca buku, minum kopi, menonton drama korea untuk saya juga menyenangkan karena banyak pilihan genre nya. Walau selalu sama dasar ceritanya, namun pengembangan dengan latar cerita yang berbeda-beda, karakter tokoh yang bermacam-macam, lokasi syuting yang berlainan, sangat menyenangkan untuk bisa di lihat dan di pelajari.
Membaca buku untuk saya juga tidak selalu novel, komik, pengembangan
diri…. Terkadang saya tutup mata untuk memilih buku untuk hanya sekedar
mengetahui bagaiman para penulis menuliskan ide-ide mereka, dengan gaya Bahasa yang
berbeda-beda. Seperti menonton drama korea membaca buku pun meninggalkan kenangan
dan ekspresi yang berbeda-beda. Terkadang membaca menjadi pemicu kenangan yang
sengaja di timbun, kemudian menangis bersama buku dan tertawa jika ada hal hal
yang sama di rasakan dengan si penulis. Karena itu saya senang membaca.
Imajinasi saya memang terkadang terlalu liar untuk menterjemahkan makna kata-kata
pada buku bacaan. Dan lagi lagi buku pun cocok untuk para anti social 😊
Minum kopi pun seperti itu, ada banyak asal dan rasa kopi yang sudah saya minum, walau tidak pernah tau mana yang “enak” tapi saya suka dengan varian rasa yang meninggalkan kesan di lidah. Minum kopi meninggalkan perbedaan ekspresi di wajah saya, entah itu pahit, manis, sepet, getir dan banyak lagi. Itu lah kenapa saya suka kopi dan kopi pun cocok dengan anti social. Karena biasanya kalau berkumpul dengan para wanita yang dipesan adalah minuman diet hahaha tapi manis. Entah lah kadang terlalu ambigu……
*>500 words